Secret (Part 3)
Author : Dee Ay (D.I)
Blog :
http://ffseokyu-deeay.blogspot.com
& http://ota-aio.blogspot.co.id/ (silahkan mampir ya… ^_^)
Cast :
Seohyun, Kyuhyun, and other.
Genre :
school life, friendship, romance, sad, comedy (maybe????)
Type :
chapter
Rating : PG-13
Disclaimer : FF ini murni karya author, dan bukan merupakan hasil
jiplakan/copy-an. FF ini milik author sendiri, tapi author hanya pinjam
chastnya.
Ini
FF pertamaku yang amat sangat GaJe. Harap maklum ya… mian kalau banyak typo
bertebaran, mian juga kalau ngebosenin and ngebingungin, nggak enak u+nggak
nyambung. Jangan lupa RCLnya…. ^_^
*Part sebelumnya*
_Flasback_
_Seohyun POV_
Saat kulangkahkan kakiku untuk pulang
dari supermarket. Aku melihat seseorang yang sangat ku kenal yaitu Yoona
sahabatku. Tapi, ada apa dengannya. Tanpa pikir panjang lagi ku hampiri dia.
“Yoona-ah… Wae geurae??? Kenapa
bajumu basah semua begini?” tanyaku saat sudah berada di depannya. Tanpa
jawaban dari Yoona pun aku tahu apa yang membuatnya jadi begini.
“apa ini ulah mereka lagi” tanyaku
selidik. Yoona hanya menganggukkan kepalanya. Aku melihatnya kasihan dan ingin
marah. Aku sangat marah melihat sahabatku diperlakukan seperti ini. Memang apa
yang salah dengannya. Dia pintar dan cantik, yah.. walaupun kecantikannya
tertutup oleh penampilannya yang bisa di bilang ketinggalan jaman (kuno) untuk
jaman sekarang ini. Tetapi dia bukan seorang penjahat atau apapun itu. Bahkan
ia baik hati dan dia hanya seorang siswi yang mendapat beasiswa. Memang salah
jika mendapat beasiswa karena kepintarannya. Menurutku itu tidak salah. Mungkin
mereka tidak berpikir begitu, mereka berpikir kalau Yoona tidak pantas sekolah
di sekolah elit nan mahal. Mereka yang berpikir begitu tentu saja mereka lahir
dari keluarga yang kaya raya. Beda dengan Yoona yang memang lahir dari keluarga
yang biasa-biasa saja. Mungkin itu yang membuat mereka melakukan semua ini pada
sahabatku. Itu kan yang kaya orang tuanya, bukan mereka.
SECRET_3
Aku membawa Yoona mampir ke rumahku
dulu. Ku pinjamkan salah satu bajuku padanya. Aku tidak tega melihatnya pulang
dengan memakai baju basah seperti ini, nanti ia bisa masuk angin. Lagi pula
rumahku dekat dari sini.
Sesampainya di rumahku, tepatnya di
kamarku. Ku ambil salah satu bajuku yang ada di lemari pakaianku dan kuberikan
pada Yoona.
“ini pakailah! Nanti kau masuk
angin.” Ucapkan sambil menyodorkan baju padanya.
“Ne, Gomawo” ia mengambilnya sambil
melontarkan senyum padaku.
Setelah selesai ganti baju…
“Yoona-ah…. Mianhae. Aku tidak bisa
melakukan apa-apa untukmu. Kau selalu di bully oleh mereka. Sebagai sahabatmu
aku tidak bisa melakukan apa-apa.” Pinta Seohyun dengan rasa bersalah pada
sahabatnya.
“Gwaenchana Seohyun-ah. Kau tidak
salah.” Sanggah Yoona yang bajunya yang basah kuyup akibat dari ulah sooyoung.
“Aishhh… yeoja itu. Jika dibiarkan
seperti ini, semakin hari semakin keterlaluan. Kenapa kau tak membalasnya?” aku
semakin geram melihat sahabatku.
“kau tau kan, aku tidak mungkin
melakukan itu. Nanti mereka bisa-bisa membuatku dikeluarkan dari sekolah.” Ucap
Yoona.
“tapi kan itu untuk pembelaan, kau
tidak bisa hanya diam saja begini. Aku akan melaporkannya pada appaku biar
mereka di hukum.” Marahku yang sudah tak bisa ku tahan lagi.
“tidak usah Seohyun-ah… nan
gwaenchana. Aku tidak ingin merepotkanmu. Lagi pula aku tidak ada niat untuk
melaporkannya dan juga kalau aku melaporkannya, ia malah akan semakin membenciku
dan bisa-bisa mereka melakukan hal yang lebih daripada ini. Ini hanya air. Aku
hanya ingin sekolah dengan tenang.” Jawab Yoona panjang lebar.
“yahh…. Memang kau orang yang baik.
Aku senang punya sahabat sepertimu. Tapi, kau terlalu baik sehingga jika mereka
menyakitimu kaupun tak membalasnya.” Ucapku yang merasa kasihan dengan
sahabatku ini.
“Gwaenchana Seohyun-ah…. Nan
Gwaenchana.”
“Neon baboya…. Sudah parah begini
masih bisa bilang “gwaenchana”???” aku semakin geram melihat sifat sahabatku
yang terlalu baik itu.
“kau tenang saja Yoona-ah! aku pasti
akan melindungimu, melawan mereka untukmu. Aku akan pindah ke sana.” Ucapku
setelah berpikir sejenak.
“Tapi, Seohyun-ah! Kalau kau sekolah
disana siswa-siswi disana akan mengetahui kalau kau anak dari pemilik sekolah
itu. Kau kan tidak suka jika ada yang mendekatimu karena kau anak dari orang
kaya. Dulu sebelum kita menjadi sahabat, kau juga tidak memberi tau ku kalau
kau anak dari orang kaya sekaligus pemilik sekolah yang ku tempati.” Tolaknya.
Yahh… Sebenarnya, Seohyun memang anak
dari pemilik sekolah yang ia tempati.
“kau berani melarangku sekolah di
sekolah milik keluargaku???” Tanyaku dengan wajah yang menyeramkan, tapi aku
hanya bercanda.
“aniyo, bukan itu maksudku. Aku tidak
bermaksud melarangmu.” elak Yoona yang sedikit ketakutan kalau aku akan marah.
“Aishhh…. Kau ini aku hanya bercanda.
Kenapa kau ketakutan begitu? Kita sudah bersahabat lama kan? Kenapa ekspresimu
selalu begitu jika ku bercandai. Kau selalu menganggapnya serius. Cihhh… kau
ini tidak bisa di ajak bercanda.” Ambekku sambil memanyunkan bibirku.
“ahh… aaraseo. Kau kan juga tau
sifatku memang begitu.” Jawab Yoona.
“iya sihh…”
“btw, kau tetap jadi pindah?
Pikirkanlah lagi Seohyun-ah. Bagaimana kalau mereka semua tahu siapa dirimu?
Kau kan tidak suka jika mereka mendekatimu karena ada maunya kan??” pinta Yoona
padaku.
“hmmm…. Sudah ku bulatkan tekatku.
Maka dari itu, aku akan menjadi seperti dirimu. Aku ingin merasakan hari-hari
yang dirasakan oleh sahabatku ini. Dan aku akan meminta appaku untuk
merahasiakan identitasku di sekolah. Otte?” Jelasku panjang lebar menyampaikan
apa yang ada di pikirku padanya.
“Geurae, kalau itu yang kamu
inginkan. Aku hanya bisa mendukungmu. Tapi, apa tidak apa-apa?” Pasrah Yoona.
“gwaenchanayo-gwaenchanayo.(bayangin
aja seperti pengucapannya MinKi di modern farmer.*kalo yang tau.) lagi pula aku
dari dulu juga sudah lama ingin satu sekolah dengan sahabatku ini. Nanti kita
berangkat bersama, pulang bersama dan belajar bersama.” Ucapku denngan mantap
dan ku yakini pasti akan menjadi kenyataan.
“ahhh… membayangkannya saja sudah
membuatku merasa bahagia.” Lanjutku sambil tersenyum saat membayangkan.
“kalau begitu, aku pulang dulu. Ini
sudah sore. Besok bajumu ku kembalikan” ucap YoonA.
Sepulangnya Yoona dari rumahku, aku
langsung berlari mencari appaku di rung kerjanya.
“Appa” panggilku
“apakah appa sedang sibuk?” tanyaku
khawatir kalau mengganggu pekerjaannya.
“ani, ada apa?” Tanya appa padaku
“aku ingin mengatakan sesuatu pada
Appa.” Jawabku
“Sesuatu apa? Tidak biasanya kau
seperti ini. Biasanya kau langsung mengatakannya. Apa kau melakukan
kesalahan??? Malhaebwa!”
“Ani… Ani… aku tidak melakukan
kesalahan apapun.” Elakku
“lalu apa?” Tanya appa lagi.
“hmmm…. Itu… ak-aku… mau pindah
sekolah ke SJ High School, appa. Apa boleh???” tanyaku dengan ragu-ragu. Appa
menatapku dengan penuh tanda Tanya.
“tentu saja boleh. Tapi, apa yang
membuatmu berubah pikiran ingin pindah??? Dari dulu Appa menyuruhmu pindah tapi
kau menolak mentah-mentah. Appa penasaran apa yang bisa merubah pikiran anak
appa?”
“Geunyang… aku ingin satu sekolah
dengan sahabatku.”
“sahabatmu Yoona??? Wah kalau tau
begitu aku dari dulu akan memintanya untuk membujukmu. Lagian juga kenapa kau
lebih memilih sekolah di sekolah lain.” Tanya appa.
“tapi Appa, aku ingin Appa
merahasiakan kalau aku anak appa. Bisa kan???” pintaku.
“kenapa begitu? Kau tidak mau
mengakui appamu yang tampan ini? Huh?” tanyanya dengan narsis.
“aniyo appa. Appa kan tahu alasannya
kenapa aku dulu menolak pindah ke sana. Kalau appa ingin aku pindah appa harus
merahasiakannya.”
“Geurae.” Appa menyetujuinya.
_Seohyun POV End_
******
Hari diamana Seohyun pindah sekolah
telah tiba. Seohyun dan Yoona berangkat dari rumah masing-masing. Mereka
berangkat sekolah dengan hati berbunga-bunga karena akan satu sekolah dengan
sahabatnya. Mereka berdua juga sudah jajian untuk bertemu di depan gerbang
sekolah sebelum masuk. Seohyun telah sampai di depan gerbang sekolah lebih
dulu. Ia menunggu Yoona. Belum lama Seohyun menunggu, ia telah melihat sesosok
yang tengah ia tunggu. Walupun masih berada dalam jarak yang bisa dibilang
jauh, ia sudah bisa mengenali sosok tersebut yaitu Yoona sahabatnya yang ia
sayangi.
Tiba-tiba Seohyun melihat mobil yang
melaju dengan kecepatan yang bisa dibilang cukup tinggi menuju ke arah Yoona.
Seohyun melambai-lambaikan tangannya dan berusaha meneriakkan sesuatu pada
Yoona untuk segera menjauh dari jalan itu. Akan tetapi yang diteriaki tak
terlalu mendengar karena jarak mereka yang cukup jauh. Yoona hanya membalasnya
dengan senyum indahnya ketika melihat sahabatnya yang melambaikan tangannya.
Seohyun berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan Yoona. Namun apa yang bisa
diperbuat Seohyun. Jarak antara Seohyun dan Yoona lebih jauh dibandingkan
dengan mobil yang melaju cepat itu. Sebelum Seohyun sampai di tempat Yoona,
Yoona sudah terlempar jauh.
Seohyun yang melihatnya, tidak bisa
memikirkan apa-apa lagi. Ia berlari menghampiri Yoona.
“Yoona-a… Yoona-a… Gwaenchana???”
teriak Seohyun saat sudah di samping Yoona. Seohyun menangis melihat sahabat
satu-satunya berlumuran darah.
_at Rumah Sakit_
Seohyun sedang menunggu di ruang
tunggu sendirian. Kemudian, kedua orang tua Yoona bersama dengan kedua orang
tuanya datang.
“Seohyun-ah… bagaimana keadaan Yoona?
Mengapa bisa terjadi hal seperti ini?” Tanya eomma Yoona dengan menangis
tersedu-sedu.
“Yoona masih dipriksa oleh dokter,
ahjumma. Tadi, saat Yoona mau menyebrang jalan, ia tertabrak mobil dan mobilnya
langsung kabur.” Seohyun menjelaskan kejadian yang diketahuinya kepada orang
yang ada di sana.
“ohh…. Yoona putriku yang malang.”
Dokter keluar dari ruang periksa.
Eomma dan appa Yoona mengambil langkah cepat menghampiri dokter untuk
mengetahui keadaan putrinya. Begitu juga dengan Seohyun dan kedua orang tuanya.
“bagaimana keadaan putri saya dok???”
Tanya appa Yoona kepada sang dokter. Dokter sedikit menghela nafasnya dengan
ragu akan mengatakannya.
“maaf. Kami sudah berusaha semaksimal
mungkin. Putri anda sudah tiada.” Jawab dokter.
“hiks… hikss… Yoona-ah. Bangunlah!
Jangan tinggalkan eomma. Jangan tidur terus.” Ucap eomma Yoona dengan
terisak.
“sudahlah… Yoona pasti bahagia
disana. Biarkan dia tenang.” Appa Yoona menennangkan eomma Yoona. Ia juga sedih mengingat anak satu-satunya
meninggal.
“Yoona-ah… bangun! Kau tidak boleh
tidur terus. Ayo kita berangkat ke sekolah bersama. Hari ini aku pindah sekolah
sama denganmu. Nanti kita belajar bersama. Ayo bangun!” Seohyun mengajak bicara
Yoona, namun yang diajak bicara tidak merespon sedikitpun.
“Seohyun-ah… sudahlah, Yoona sudah
pergi. Relakanlah dia.” Ucap eomma Seohyun menyemangati Seohyun.
“iya Seohyun… relakanlah Yoona.”
Lanjut sang appa.
“Yoona-ah Kajima… Kajima…” ucap
Seohyun dengan tangis dan air mata yang menyelimuti dirinya.
~~~~
~At SJ High School~
Sehari setelah kejadian itu, Seohyun
yang awalnya mau pindah karena Yoona. Walaupun Yoona sudah tidak ada, ia tetap
memutuskan untuk tetap pindah sekolah karena ingin merasakan apa yang dirasakan
oleh sahabat tercinta satu-satunya.
“anneyong… jeoneun Seo Joo Hyun
imnida. Kalian bisa memanggilku Seohyun.” sapa Seohyun saat memasuki kelas.
“Yah… si culun satu sudah pergi. Datang
lagi si culun yang satu ini. Cihh…” cibir Sooyoung.
“Choi Sooyoung, jaga mulutmu!” titah
sang guru.
“ohh… jadi itu yang namanya sooyoung
yang selalu membully yoona. Awal saja kau! Aku akan membalas akibat perlakuanmu
pada Yoona” batin Seohyun yang sudah ingin meluapkan semua amarahnya namun
dapat ia tahan sambil menatap sooyoung dalam.
“kenapa dia seperti yoona. Tapi,
tatapannya seperti ingin membunuhku.” Batin sooyoung merasa sedikit ketakutan
saat melihat Seohyun.
~Flashback End~
~Kyuhyun POV~
aku yang mendengar ia dikatai sebagai
Couple Culun merasa marah ingin melabrak orang yang namanya Sooyoung itu. Namun
dicegah oleh Seohyun. Sebenarnya ia
marah bukan karena dirinya yang dikatai, toh ia berpenampilan seperti itu hanya
untuk menyamar. Entah mengapa aku merasakan sesuatu pada hatiku. Mungkin hanya rasa
sekedar rasa kasihanku. Tapi, sepertinya ini bukan sekedar rasa kasihan. Entahlah…
“biarkan saja dia! Memang begitu
orangnya, suka mempermalukan orang. Aku saja sudah kebal. Percuma saja kamu
melawan, nanti dia malah mempermalukanmu lebih dari ini.” Jelas Seohyun pada
Kyuhyun.
“apa kau takut padanya?” Tanya
Kyuhyun yang ia pikir Seohyun takut pada Sooyoung.
“tidak. Aku tidak takut dengannya.
Lagian untuk apa aku takut? Aku hanya tidak suka dengan keributan.” Jawab
“Cihh… awas saja kalau dia tahu aku
yang sebenarnya.” Gumam Seohyun pelan.
“kau bilang apa tadi?” Tanyaku yang
seperti mendengar Seohyun mengucapkan sesuatu.
“ahh… ani. Aku tidak bilang apa-apa.”
Jawabnya.
“aku yakin, tadi aku mendengar
Seohyun mengatakan sesuatu.” Gumam kyuhun pelan.
~Kyuhyun POV End~
TBC
Mian part
sebelumnya pada minta skm ya… maaf banget untuk part ini belum ada skmnya lagi.
Gomawo yang udah baca. Yang pasti jangan
lupa Read, Comment, Likenya…
No comments:
Post a Comment